Saturday, June 11, 2016

Cry for the same reason (again)

"Cry as hard as you want to, but just make sure that when you're finished you never cry for the same reason again"

Tapi ternyata saya masih menangis karena alasan yang sama. Ya, menangisi cinta yg tak halal. Menangisi cinta yang belum tentu akan sampai kejenjang pernikahan. Harusnya, jika memang cinta, ia tidak akan menyakiti. Jika memang cinta, ia tidak akan menoleh pada yang lain. Cinta diumur sekarang, sudah bukan sepantasnya mencari jati diri tapi  sudah harus memantaskan diri, menentukan sendiri dengan pasti. Kalau masih mencari alasan kenapa kita harus mencintai, itu salah. Cinta itu hakiki, yang tidak bisa di nilai atau dirinci.
Banyak kekecewaan akhir-akhir ini. Dosa ini terlalu banyak. Ini adalah teguran atau pembalasan di dunia dari-Nya. 

Benar-benar menyakitkan. Untuk yang kesekian. Cinta yang tak halal benar-benar menyakitkan. Sesak. Bikin susah bernafas.

Luka ini bukannya diobati, malah semakin dikoyak semakin besar. 

Tapi saya belajar. Jika semua yang saya kehendaki selalu saya miliki, dari mana belajar ikhlas. Jika semua yang diimpikan bisa segera terjadi, darimana belajar arti sabar. Jika setiap doa selalu dikabulkan, darimana belajar ikhtiar. Jika selalu bahagia, bagaimana bisa kenal Allah lebih dekat. 

Saya yakin dan percaya, segala ketentuannya adalah yang terbaik. 

Thursday, June 2, 2016

Semoga Allah melindungi

Terbesit keinginan memakai cadar sekarang. Ada yg pernah mengatakan, cantik tidak selalu membawa pada kebaikan. Itu benar, dan saya rasakan. Tidak sedikit yg mengatakan saya cantik, dan saya tau. Alhamdulillah. Namun, saya tidak sepenuhnya senang. Wajah ini terlalu sering menyakiti hati seseorang, terlalu sering menimbulkan fitnah. Saya tidak pernah merasa bangga ketika banyak yg menyukai diri ini karna fisik, wajah ini. Jika pun ada, cukup lah satu orang yg juga saya sukai.
Saat ini saya benar-benar takut.

Wednesday, February 24, 2016

Yuuuk Jilbaban

Seseorang pernah bertanya padaku “kenapa mengenakan jilbab”. Kemarin masih menggunakan baju kaos dan jeans ketat, kok hari ini tiba-tiba memakai jilbab dan pakaian longgar. Hmm, tidak bias ku jawab. Tapi sebagian orang yang mengerti mungkin ini yang dinamakan mendapat hidayah. Banyak yang bilang setelah ku mengenakan jilbab aku terlihat sangat cantik, bukan saja dimata pria namun juga tak sedikit ibu-ibu yang bilang begitu. Entah itu sanjungan tulus atau agar aku selalu istiqomah menggunakannya. Tapi sungguh bukan itu tujuan ku mengenakan jilbab. Semuanya terjadi begitu saja. Jilbab yang ku gunakan tidak bias dibilang sebagai jilbab yang syar’i, masih terkesan modern. Dan cara memakai ku pun masih belum benar, kadamg rambut ku masih suka keluar-keluar. Namun ku semakin belajar.

Tidak ku pungkiri, aku masih suka melirik-lirik olshop yang menjual dress-dress lucu selutut, style rambut poni rata ala korea dan kemudian membayangkan jika semua itu ku kenakan dan  ku aplikasikan kembali dihari-hari ku. Bukan kah itu comel? Hahaha. Namun kembali ku berpikir, apa tujuan ku mengenakan jilbab. Bukan kah wajib sebagai muslimah untuk mengenakan jilbab apabila sudah balig dan dewasa? Maka kembali ku urungkan niat ku. Hari-hari ku lalui dengan jilbab ala kadarnya, namun sambil belajar. Alhamdulillah, postingan-postingan disosmed sedikit banyaknya memberikan masukan akan pentingnya menutup aurat. Aku semakin giat membaca, semakin belajar dan menemukan begitu banyak keuntungan dengan menggunakan jilbab. “Allah tidak pernah ingkar”. Perubahan pandangan orang terhadap ku pun semakin ku rasakan. Dari yang dulunya ketika masih “buka-bukaan”, yang namanya pria matanya memang tak bisa diajak kompromi seakan-akan menelanjangi. Bukan kah itu penghinaan? Namun sekarang, mereka segan. Wanita berjilbab itu pasti dihormati. Yang dulunya ketika belum berjilbab, banyak pria yang ngajak pacaran. Bukan kah itu tanda ketidakseriusan? Akan berbeda dengan yang mengenakan jilbab. Yang datang adalah ikhwan-ikhwan baik akhlaknya untuk meminang, bukan ngajak pacaran (belum terjadi pada saya, hahaha). Sebagaimana Al-Qur’an  telah menyebutkan dalam surat An-Nur “… dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik ……”. Bukan kah Allah tidak akan pernah ingkar. Semakin kita memperbaiki diri, Allah tentu akan mempersiapkan yg terbaik pula.


Berjilbab itu, membantu orang lain dari pandangan dan pikiran yang tidak-tidak. Jilab itu membantu dan menjaga diri kita dari niat yang tidak baik. Jilbab itu membuat kita disegani sebagai wanita muslim. Jilbab itu membuat kita terlihat cantik dimataNya. Lalu, kenapa kamu masih enggan mengenakan jilbab? 

Hayuk rampak pake jilbab, sok atuh neng geulish,. Pelan-pelan, nu penting ikhlas.. Lillahi ta’ala…”

Wednesday, February 5, 2014

Kacau

Setiap cerita hidup itu puya soundtracknya masing-masing. Begitu  juga dengan hidup ku. Untuk 2 hari ini rasanya sangat cocok dengan lagunya Sammy "Sudahi Semua Ini".

"Sedih hatiku bila ku ingat saat itu
Kau pergi tinggalkan diriku semaumu
Tak ada bedanya dirimu dan dirinya
Campakkan aku, kau buang aku, tak peduli perasaanku
Sudahi semua ini, tak perlu ditangisi lagi, kini ku harus mengerti
Terlambat untuk kau sadari, semua ini sudah terjadi
Kau telah hancurkan cinta dan harapan di hati

Apa salahku, ku tak pernah dicintai
Aku memang tak sempurna tapi ku mau bertahan untukmu
Kau takkan mengerti hati yang telah terluka
Campakkan aku, kau buang aku, tak peduli perasaanku "

Bagaimana? Ada yang merasakan hal demikian juga?

Aku sekarang mulai merasa lelah. Lelah mengalah. Lelah berkorban. Lelah bersabar.

Memang suatu hubungan yang di paksakan itu tidak ada yang baik. Namun, apa maksud dari jawaban doa sepertiga malam ku.Bukan kah Allah selalu memberikan yang terbaik. Tapi ini apa? seolah-olah ku jatuh di hati yang salah lagi. Ada apa ini. Aku kah yang salah.Kalau begitu, aku memang tidak pernah benar.

Atau lagi-lagi ini sebuah ujian?
Tak bosan kah Kau menguji ku..


Sunday, February 2, 2014

Cuma coretan

saya selalu dibingungkan dengan Entri teratas a.k.a "Judul Pos". Selalu bingung mau di tulisi apa. hanya saja jari jari ini selalu gatal ingin mengetik kolom terbesar di bagian bawahnya.Ini bukan tulisan penting untuk kalian baca wahai "Fans". Ini terlebih hanya sekedar curhatan konyol seorang yangg bukan siapa-siapa.


Saya tidak tau kehidupan apakah yang saya hadapi dalam 4 bulan belakangan ini. Ini semua bermula dengan  yang pertemuan yang mengharuskan kami tinggal serumah dalam 1 bulan. Dan setelah itu..... Entahlah... saya rasa "masalah" dalam hidup saya bermunculan.

Saya yang awalnya menganggap "cinta tak harus memiliki" sebagai kalimat penghibur untuk orang-orang pengecut yang takut mengunggkapkan perasaannya, untuk pembelaan para jomblo, dan tentu untuk orang-orang yang tidak bisa memiliki cintanya.Tapi, saya rasa kalimat itu ada benarnya. Tentunya untuk orang-orang yang pernah berkorban demi apadian  yang di cintainya. dan tentu itu cinta yang sesungguhnya. Dari kejadian selama 4 bulan ini pula saya mengerti bahwa pengorbanan itu ternyata sangat menyakitkan. Ini bukan yang pertama sobat, ini sudah terlalu sering saya lakukan.

Jangan tanyabagaimana sakitnya. Tapi entah kenapa semakin saya melakukannya semakin ringan pula rasanya beban pikiran. namun resikonya penderita "liver" akut akan menanti.. Saya semakin belajar dengan keadaan seperti ini, apakah ini hidup sebagai perempuan yang menganjak dewasa? dewasa secara pemikiran tentunya.

Hanya Alibi





Yang tau pasti mengerti.. yang mengerti mari tertawa =D

Friday, September 13, 2013

Saya lebih memilih menjadi PECUNDANG

Saya tidak tau harus memulainya dari mana. Perasaan yang mengambang2 antara senang dan sedih. Senang bahwa ternyata masih ada orang-orang yang menyukai saya dengan tulus dan sedih karena sayalah penyebab keretakan suatu hubungan antara 2 manusia.

Yaa.. dia menyatakan perasaannya kepada saya tadi malam. Sampai sekarang saya tidak mempunyai kata2 untuk membalasnya. Sering saya bercerita kepada 2 sahabat saya yang saya percaya dan mampu memberikan solusi. Tapi tentu jawaban saya sendiri yang dia inginkan.

Untuk sekarang saya bias bersikap biasa saja, karena dia baru menyatakan perasaannya saja dan belum lebih dari itu. Tapi, sesuatu yang saya takutkan itu pasti akan datang dan ketika waktu itu datang saya harap saya mempunyai jawaban sendiri.

Diantara kesenangan itu saya cukup merasa sedih, bersalah, dan marah. Saya dijadikan alasan keretakan hubungannya dengan mantan pacarnya. Hanya karena dia ingin mendekati saya, dia rela melepaskan seseorang yang dia cintai selama ini. Apakah pengaruh saya terlalu besar? Apakah alas an ini masuk akal? Tentu jika saya berada di posisi kekasihnya saya tidak akan bias menerima alasan tersebut.

Saya tidak perlu disukai jika dengan cara seperti ini. Saya lebih memilih menjadi pecundang daripada menjadi alasan dibalik keretakan hubungan .